Ada long weekend lagiii, mari cari tiket murah!!!! Itulah kerjaan kalau liat kalender. Tahun baru cina (imlek) jatuh hari Jumat dan itu anugerah buat kita. Tapi liburan kali ini sebetulnya ga jelas, sudah tau liburan tapi ga da orang yang bisa diajakin buat jalan L. Hal yang saya paling sebelin dengan sistem kerja suami saya adalah INI. Saya ga bisa ajak dia travelling di long wiken2 seperti itu karena dia masih ON di site sana. Berapa banyak long wiken tersia-siaaa. Untungnya dia bukan tipe suami posesif yang ga bolehin saya macam2 atau batas2in ga jelas. That’s why I marry u beib :P.
Pembukaan cerita trip ini agak panjang yaaaa.
So back to the plan, dari yang awalnya pengen ke Belitung, Derawan, terus ganti ke Pekanbaru aja karena saya jatah war room minggu ini ke Lirik yang notabene dekat Pekanbaru (lumayan kan hemat tiket :P). But as we know, human plan, God decides. Ternyata war room bukan di Lirik, tapi pindah di Medan. Jiaaa, langsung belingsatan langsung hunting tiket kemana yang dekat-dekat Medan. Agak bingung karena seputaran Medan sudah saya datangin semua, yang belum cuma air terjun SiPiso Piso dan Simalem. Pengen ke Nias atau Mentawai tapi kayaknya ga asyik sendirian kalau kesono. Suddenly ingat Penang (orang Msia bacanya Pineng), cek harga tiket murah, trs browsing hotel murah, browsing tujuan wisatanya oke. Akhirnya confirm mau ke Penang, tapi hari itu saya pending beli karena ga tau jadwal war room dan masih pengen nyari temen jalan kesono.
Nampaknya emang sudah suratan takdir, berapa banyak orang yang sy contact, semuanya ga matching dg plan kali ini,..hiks. Sy galau, buka website harga tiket udah naik (setengah BT juga), apalagi Garuda yang Cuma 400rb aja uda jadi 700an. Kekiiiiii. Akhirnya beli Air Asia 295rb penerbangan paling pagi dari Medan – Penang (nekat walaupun belum tau jadwal War Room). Hotel masih sy pending dengan setengah deg2an dengan meyakinkan diri, kalau memang jodoh ke Penang besok last room yang tertera di Agoda ini adalah buat saya. Beberapa kali buat meyakinkan diri whatsapp sama Nurul yang backpacker-an sendiri ke Jepang brp bulan yang lalu. Dalam hati saya, ke Jepang aja Nurul bisaaa, masa cuma ke Penang yang di Malaysia aja saya ga survive :D *padahal deg2an*.
Malamnya saya tidur ga nyenyak, benar-benar alam bawah sadar saya memikirkan hal tsb. Padahal mas sudah ngasi support, tapi sayanya yang goyang, dalam tidur saya memikirkan, kok saya bego ya langsung beli-beli aja tiket ga mikir panjang. Mbok ya bersabar nunggu ada temen, Penang ga kemana-mana. Akhirnya telpon si Mas lagi, bilang ragu en bingung, melihat saya seperti itu si Mas akhirnya bilang, ya sudah kalau ragu batal saja. Refund tiketnya. (Emang bisa ya tiket semurah itu direfund?:D). Ok, saya bertekad sampai di Bandara Kuala Namu harus langsung ke Counter Air Asia buat refund. Thats my plan.
God decided differently. Saya lurus-lurus aja keluar bandara langsung cus ke Rantau-Aceh, ga da kefikiran refund. Malah meyakinkan diri kalau kamar hotel terakhir itu masih ada saya akan berangkat. Besoknya saya malah browsing beli tiket Penang-Medan dan booked last room yang ternyata masih ada. *amaziinggg*. Dan tentu saja harganya sudah naik baik kamarnya maupun pesawatnya. SIGH.
Ok ...let gooo. Perjalanan KNO-PEN hanya sekitar 45 menit dan hampir seluruh perjalanan saya tidur :D. Sesampainya di Penang Airport saya agak bingung mencari bus shuttle untuk ke down town. Untunglah saya melihat counter Malaysia Tourism dan singgah disana lumayan lama buat tanya-tanya (karena antri) dan mengambil semua peta atau brosur yang saya anggap berguna. Sebelum cabut, sy memutuskan untuk membeli Simcard lokal supaya bisa tetap internetan. One u must remember, when u decided to have solo trip, prepare with hard copy/notes of ur research and ofcourse Google. Provider yang saya pilih adalah DIGI,karena banyak yang bilang paling friendly ama kita orang Indo (hasil browsing :D). Harga digi perdana card RM 16, sudah include 2 hari internetan gratis @150MB dan pulsa RM 6. Lumayaaann (saya malah bisa telpon mas di Indo dengan pulsa bawaan kartu ini).
Halte bus atau lebih dikenal dengan nama Rapid Penang ini ternyata memang harus menyebrang sedikit dari luar bandara. Selain naik bus, kita juga bisa naik taksi tentunya. Tapi saya pilih yang murah lah ya, taksi RM 50 sedangkan busnya RM 2,7. Kekurangannya tentu saja kita harus menunggu sampai bus tujuan datang, lumayan lama karena ketika saya sampai, si bus barusan berangkat, hampir 1 jam baru tiba bus 401E (Balik Pulau – Jetty). Itu rute yang harus kita pilih kalau tujuannya ke George Town. Sebagai bus angkutan dari bandara, tentu saja DAMRI jauh lebih baik. Sepanjang perjalanan 1 jam itu saya Cuma bisa berdiri nyender tiang karena penuh minta ampun.
Saya menginap di Georgetown, karena dari hasil searching, this is the best place to stay in Penang. Saya menginap di Apollo Inn, dari awal sudah email2an sama stafnya yang super nice, sampe ngasi peta jelas banget menuju hotel. Kalau menginap di George Town, turun di Terminal KOMTAR (Kompleks Tun Abdul Razak),dari sini saya cuma jalan kaki 10 menit menuju hotel. FYI, kamar yang tersisa yang saya booked adalah mix dorm (hehe,jangan kaget), mix dorm nya disini beda dengan hostel biasa karena kasurnya empukk banget kayak hotel bintang 4 dan setiap tempat tidur ada pemisahnya. Jadi privacy masih terjagalah. Worth it pokoknyaa ama harganya. Titip backpack, saya langsung cabut menjalankan misi. :D
1 Penang Hill
Tujuan pertama saya
adalah Penang Hill a.k.a Bukit Bendera, sy jadikan itenary number 1 karena
rasanya ga sah ke Penang kalau ga kesini, tambahan pula tempatnya paling ujung
jadi kalau mau kesana harus prepare waktu yang cukup.
Menuju ke Penang Hill,
tentu saja ke Terminal Komtar dulu, naik rapid bus jurusan 204, biaya RM 3.4.
Berhubung hari itu adalah Hari Raya Imlek, bus penuuuh dan lagi-lagi saya
berdiri. Hiksss. Bayangpuunnn, 1 jam perjalanan berdiriiiii (baca nyender).
Sampai disana hari sudah siang, langsung buru-buru antri tiket karena orangnya
bejibun. Tiket masuk RM 30 (quite expensive heh), padahal untuk warga lokal
cuma RM 9 (sungguh tak adil!!!).
Masuk ke dalam kita
langsung disambut dengan kereta api dengan dinding bening, dan sungguh
menakjubkan, ni kereta bener-bener menanjak mungkin lebih kurang 45 derajat ke
atas. Wow..takjub plus rada ngeri, hehe. Indonesia kapan ya bikin kayak gini,
jadi kalau ke atas bukit ga capek naik ribuan tangga :D.
sumber : disini Sy ga sempat foto karena amazed,hehe |
Sesampainya di atas
pemandangannya super, kita bisa melihat seluruh Penang, bahkan bisa melihat
Malaysia daratan (KL dan sekitarnya) serta jembatan keren yang menghubungkan
Penang ke Malaysia yang sono.
Pemandangan dari atas Penang Hill |
Di atas Bukit Bendera ini
terdapat masjid, kuil india, taman, kafe2 dan Owl Museum. Berhubung harga tiket
museumnya rada mahal,kita lewatin aja yaa dan hal itu sangat saya syukuri
karena ketika makan siang di kafe atas, dapat tau kalau di dalamnya cuma ada
patung/boneka dan gambar2 burung hantu saja ga ada burung hantu yang asli.
Di atas PEnang Hill/Bukit Bendera |
Menu makan siang : Char
Kuey Tiow atau bahasa Indo nya Kwe Tiau (RM 5) + Jus (RM4). Yang pasti jauh
lebih enak kwe tiau di Pontianak.
Selesai makan saya
menyempatkan diri shalat dulu di masjid atas bukit, sayang kalau dah jauh-jauh
kesini ga shalat. Lalu buru-buru turun ke bawah mengejar kereta api. And fyi, di Penang Hill ini saya jadi bahan tatapan aneh orang-orang, karena ternyata cuma saya yang datang kesini sendiri. :D EGP
2 Toy Museum
Dari Penang Hill, saya
naik bus kembali menuju Komtar, karena tidak ada bus langsung ke Tanjung Bahang
tempat Toy Museum ini berada. Menunggu bis lumayan lama dan lagi-lagi harus
berdiri karena penuh L. Untuk ke museum ini naik
rapid bus 3.4 MYR. Sebaiknya katakan
tujuan Toy Museum ke supirnya karena letak museum ini agak tersembunyi,
sehingga kita tidak bisa melihat dari tepi jalan. Setelah stop di simpang empat
dekat tulisan Tanjung Bahang, belok kiri dan jalan kaki sebentar sampai
menemukan petunjuk Toy Museum.
Ini penanda simpang kalau mau stop di toy museum |
Saya baru tahu kalau museum mainan terbesar di dunia ini ada di Penang, kalau tau seperti itu pasti saya tunggu mas yoyo cuti dulu baru kesini.*merasa bersalah*. Soalnya saya baru tau setelah membaca brosur yang saya ambil di Tourisme Office bandara.
The Largest and Costliest...wow |
Di dalam museum ini
mainannya lebih ke action figure segala macam tokoh (dari Barbie, Batman,
SpiderMan sampe Spongebob ada).Kyaa..wish si Ndut ikutaaan.
Untunglah saya bawa
TongSis, hahaha, jadi saya bisa mengabadikan diri saya bersama action2 figure
yang gede-gede.
Puas liat-liat maenan,
saya mengejar waktu untuk melihat sunset di Pantai Feringghi. Pantai ini dari
Tanjung Bahang searah pulang ke kota, sehingga tidak perlu memutar balik
nantinya.Di pantai banyak water sport seperti di Bali, karena ga punya teman
saya ga main (padahal pengen). Jadinya saya Cuma santai di lazy chair yang
disediakan di sepanjang pantai dan juga menyusuri pantai sambil tetap foto
narsis dengan tongsis (banyak orang ngeliatin, keabnyakan mereka amazed dengan
alat tsb. Apa Cuma ada di Indo?). Saya suka disini, banyak pemandangan indah, padahal saya bawa SLR, cuma modal hp ama camdig doang.
My Fav One
|
Selain sunset yang paling
saya tunggu adalah Night Market disini. Menjelang malam banyak stand-stand yang
dibuka sepanjang jalan di Feringgi seperti di Malioboro. Satu demi satu stand
saya masuki, tapi ga habis saking panjangnya, kaki dah gempor, langsung muter
deh nyari halte bis pulang.
Sampe Komtar jam 9 malam,
perut keroncongan, saya singgah dulu di KFC. KFC nya di sini ada mashed
potatonyaaaaaaa, kyaaaa, enaaakkkk. Sayang sama seperti di Johor ataupun KL,
saosnya rasanya aneh, kemanisan gitu deh.
Paketnya pake mashed potato dan roti, enakkkkk |
Pulang hotel, jam 10 sambil mengendap2 karena takut gangguin orang. Eh si Bule
masih belum bobok..Cuma bisa nyengir kuda sambil bilang "Sorry if I'm noisy" :D
Hal yang harus diingat jika menggunakan Rapid Penang :
1. Siapkan ancer-ancer turun, bus di Penang tidak mempunyai kenet yang berteriak-teriak bus mau kemana atau sudah sampe mana.
2. Tidak bisa naik sembarangan, di setiap jarak tertentu ada halte untuk rapid Penang, jadi naiklah dari situ.
3. Turun boleh dimana saja asal pencet tombol stop yang akan membunyikan bel. Tombol ini jumlahnya banyak, hampir di setiap tempat duduk/tiang. So, jangan ketok-ketok plafonnya kayak di Indo lah yaa. 4. Paling aman duduk atau berdiri dekat supir kalau ga tau tempat brenti kamu dimana,ingatin terus supirnya dimana km mau mau turun. Jangan kayak sy, supirnya lupa nurunin di Pantai Feringgi..hahaha.
0 komentar:
Posting Komentar