Day 1 dari perjalanan ini penang-trip-day-1 saya tulis bulan April, and now it's September..hoho..I'm so sorry about being so lazy and unorganized nowadays.
Hari kedua ini saya berencana untuk menggunakan CAT, bus gratis yang disediakan pemerintah Penang untuk turis yang melewati tempat-tempat pariwisata. Ada 18 pemberhentian untuk bus CAT ini dan setiap halte tsb melingkupi beberapa object wisata. Untuk rute lengkap bisa dilihat di www.penang-traveltips.com. Melihat dari peta, saya confirm halte terletak di dekat Mall Perangin yang dekat hotel saya, tetapi ketika sesampainya disana saya muter-muter bingung ga jelas, karena tidak menemukan simbol tsb. Nanya ke beberapa orang petunjuk mereka berbeda-beda, ketika melihat ke seorang bule ganteng yang kayaknya solo traveller juga (ga jelas saya nanya karena dia ganteng atau akrena dia solo traveller juga :P), dia ternyata baru tau ada bus seperti itu. Ya si mas ganteng, pinteran saya dong browsingnya kalau begitu,hehehe. And finally, u know, haltenya itu ternyata di dekat tempat saya datangi pada awalnya. Hahaha. Sungguh menyebalkan membuang waktu mencari dan kemudian menunggu bus tsb datang hampir 1,5 jam :(. Ughh, I hate wasting my time.
Kapiten Keling Mosque
Saya turun di halte 15 (Kampung Kolam), karena saya ingin melihat Kapiten Keling Mosque terlebih dahulu dan saya memutuskan untuk memutar wilayah situ dengan berjalan kaki.
Masjid Kapitan Keling |
Ketika saya sampai di masjid ini, masjd ini masih sepi sekali, bahkan pagarnya belum dibuka akrena masih pagi. Tetapi ketika penjaganya melihat saya berjilbab dan saya mengucapkan assalamualaikum, saya langsung dibukakan pagar :) Alhamdulillah. Disini saya kembali bersyukur dengan adanya tongsis, hehehe. Berhubung tidak ada yang bisa disuruh (si penjaga sibuk bersih2, saya selfie2 sendiri lah jadinya).
jalan di sekitar masjid |
Dari masjid Kapitan ini, saya berjalan kaki di sekitarnya dan melihat banyak penjual souvenir dan penyewaan sepeda. Ketika saya mengecek brosur dan peta, ternyata jalan-jalan disini berdekatan dan lebih gampang tampaknya ditempuh dengan sepeda dibanding bus, kalau berjalan kaki nampaknya di hari yang sangat panas saya akan banyak membuang waktu. Sedangkan kalau menunggu bus CAT itu lagi, I'm not so sure.
Yup, diputuskan menyewa sepeda is the best option. Saya memilih sepeda mini dengan keranjang di depan, awww so cute dengan harga RM 10 dan ketika saya ceritakan ke orang hotel, ternyata saya mendapatkan ahrga termurah (dia ga tau aja keganasan saya dalam menawar harga,haha).
Betapa mereka menghargai pengendara sepeda, no worry at all |
Dimulailah petualangan dengan sepeda, saya mulai memutari daerah GeorgeTown. Daerah ini memang merupakan tempat yang cocok dihabiskan dengan bersepeda. Pemerintahnya sangat kreatif dengan menyediakan peta yang berupa game dimana kita ditantang untuk menemukan creative art yang di buat di jalan-jalan tertentu. Masing-masing creative-art itu di beri nomor di peta disertai petunjuk jalannya, sehingga ketika kita sudah melihat semua creative art itu, itu berarti kita sudah melewati seluruh jalan di George Town. Selain membuat jalan dan tembok tua mereka lebih indah, kita yang jalan-jalan juga jadi asyik kan ;) . Di tepi-tepi jalan tersebut juga banyak menjual souvenir dengan harga murah. Yang menarik ternyata perancang sepatu terkenal Jimmi Cho berasal dari Penang, di tembok dekat rumahnya dibuatkan creative-art yang berkaitan dengan dia.
Salah satu creative-art di lorong George Town |
Creative-art di lorong George Town |
Ben's Vintage Toy Museum
Salah satu panduan tujuan saya adalah Trip Advisor, jadi ketika saya bersepeda memutari lorong di George Town saya menemukan plang nama Ben's Vintage Toy Museum, saya langsung teringat atraksi utama di Trip Advisor yang sudah saya baca. Singgah deh kesitu..hehehe.
Museum ini ternyata punya pribadi, jadi rumahnya ini dijadikan museum karena dia suka mengoleksi mainan-mainan lama yang masih dirawat dengan baik oleh pemiliknya.
Chocolate & Coffee Museum
Setelah dari Ben's Museum, saya langsung fokus ke tempat-tempat yang memang sudah saya targetkan di itenary saya, salah satu target utama yaitu Cheong Fatt Tze Mansion. Tetapi sesampainya disana loket sudah ditutup untuk jam tsb, saya harus datang lagi pukul 14:00 untuk sesi berikutnya :(
Untunglah ketika saya tanya kepada petugas loket, ada tempat tujuan saya yang terletak dekat disitu, jadi mari kita ke Chocolate & Coffee Museum :)
Disini diceritakan sejarah dan perkembangan kopi dan coklat, dan tentu saja sekalian mereka berjualan. Jualannya itu yang bikin galau. Ada bermacam-macam jenis kopi dan cokelat yang rasanya saya ingin beli semuanya, tapi uangnya yang ga kuat :D. Jadi yang penting sya cobain testernya, semuanya,hahaha. Harga coklat RM 60, kopi RM 26.
Untuk masalah rasanya, kalau dari selera saya sih enak..hehe. Ada rasa seperti masakan Padang sedikit, Melayu sedikit, yang pasti ayamnya enak :). Makan dengan lauk ayam+ teh tarik RM 8,6
Setelah makan siang, saya yang sudah lumayan hafal jalan (cieee gayaa), memutuskan balik hotel dulu buat shalat dan istirahat. Sebelumnya memenuhi target dulu ke mall buat ngopi dan beli tumbler Starbuck karena ada edisi khusus RM 33 (lebih murah dari di Indonesia :()
Cheong Fatt Tze Mansion
Mengayuh sepeda di terik matahari, ohhh la la, tapi demi tercapainya target itenary, maju terus. \^0^/
Sesampainya di Cheong Fatt Tze Mansion, loket sudah dibuka dan ternayat harga tiket RM 12 sudah termasuk tour guide,seorang ibu yang sudah berumur tapi sangat aktif dan humoris.
Jadi ceritanya ni mansion adalah rumah pribadinya keluarga Cheong Fatt Tze, salah satu orang terkaya dan berpengaruh di Penang. Dia berasal dari Cina dan memulai karirnya dari menjadi kuli, sampai akhirnya berhasil dan menikahi seorang putri kaya juga. Sayangnya ketika beliau meninggal, penerusnya tidak berhasil mengelola warisan dengan baik dan akhirnya menjual semua harta. Mansion ini pun menjadi terbengkalai dan rusak. Karena mansion ini secara arsitektur unik dan langka, dan mempunyai nilai histroris,maka dibeli oleh kelompok pengusaha pecinta budaya dan akhirnya di renovasi yang memerlukan waktu lama karena dilakukan secara manual dan teliti.
Di saat tur, saya menanyakan apakah Cheong Fatt Tze mempunyai hubungan dengan Tjong A Fi di Medan yang rumahnya juga menjadi museum sekarang, fakta mengejutkan ternyata mereka masih saudara sepupu. Wow,saya senang sudah mengunjungi keduanya. Mengenai Tjong A Fi house, bisa dibaca di sini.
Camera Museum
Tujuan saya berikutnya adalah menuju Port Cornwallis, tetapi takdir berkata lain, ketika saya memutari lorong, saya menemukan Camera Museum. Seperti sebelumnya saya juga sudah membca review museum ini dari Trip Advisor, apa salahnya singgah kan ;). Tiket masuk RM 20 sudah termasuk stiker dan bonus voucher diskon buat belanja di gallery-nya, lumayaannn.
Museum ini tidak luas, tapi unik dan menarik. Mereka menatanya dengan sangat kreatif dan lengkap, hampir semua model kamera ada disini. Bahkan ada ruangan dimana ketika kita di dalamnya, kita seolah-olah berada dalam kamera dan kita bisa tau proses yang terjadi di dalam kamera. Selain itu juga terdapat ruangan Spy, dimana kita bisa melihat semua peralatan yang digunakan dalam dunia detektif seperti kamera di pulpen, lighter dsb.
Camera Museum
Tujuan saya berikutnya adalah menuju Port Cornwallis, tetapi takdir berkata lain, ketika saya memutari lorong, saya menemukan Camera Museum. Seperti sebelumnya saya juga sudah membca review museum ini dari Trip Advisor, apa salahnya singgah kan ;). Tiket masuk RM 20 sudah termasuk stiker dan bonus voucher diskon buat belanja di gallery-nya, lumayaannn.
Welcome Sign Camera Museum |
Macam-macam jenis kamera |
Spy Room |
Fort Cornwallis
Tujuan berikutnya yaitu Fort Cornwallis, tempat ini wajib didatangi karena dari sini kita bisa melihat pemandangan kota Penang di tepi pantai. Merupakan benteng yang bersejarah dan bagus didatangi di saat senja. Tiket masuk RM 2 (murah yaa....)
Sengaja menghabiskan sore disini, ketika saya keluar dari benteng ini, matahari sudah mulai terbenam, bersepeda dengan suasana seperti ini malah tambah bikin ga mau pulang. Pengennya ya muter-muter aja terus, benar-benar ga terasa capeknya. Sebetulnya sepanjang jalan yang kita lewati banyak tempat-tempat menarik untuk dilihat. Berhubung waktu saya sempit, saya hanya bisa singgah sebentar untuk foto objek-objek tsb.
So....it;s time to say good bye to Penang. If I have any other chance, I would love to come back here again. There are some places I have not seen yet and they are calling.
Tujuan berikutnya yaitu Fort Cornwallis, tempat ini wajib didatangi karena dari sini kita bisa melihat pemandangan kota Penang di tepi pantai. Merupakan benteng yang bersejarah dan bagus didatangi di saat senja. Tiket masuk RM 2 (murah yaa....)
Fort Cornwallis |
O I love these view |
With Sir Francis Light, pendiri Fort Cornwallis dan yang mengembangkan Penang di masa penjajahan Inggris |
Bangunan-bangunan menarik yang saya lewati di George Town |
Senja di GeorgeTown
|
Qq Pamiiiiiitt |
“Never did the world make a queen of a girl who hides in houses and dreams without traveling.”
― Roman Payne, The Wanderess