Kata dapat melukai. Diam dapat menyembuhkan. Tahu kapan
saat bicara dan kapan saatnya diam adalah kearifan seperti
yang diceritakan hikayat
Pengetahuan dapat menghambat. Ketidaktahuan justru dapat
membebaskan. Tahu kapan saatnya untuk tahu dan kapan saatnya
untuk tidak tahu adalah kearifanpara nabi dan kaum bijak.
Tak terganggu oleh kata-kata, kediaman, pengetahuan, atau
ketidaktahuan sebilah pedang tajam menebas tajam. Ini adalah
kearifan seorang prajurit.
. Suzume no-Kumo 1434
Apa yang bisa q katakan tentang buku ini. Karena ketika q membacanya, ada perasaan “berat” yang muncul. Dan setelah selesai, q tau “ berat” itu muncul adalah berat dari nilai-nilai yang mereka pegang yang kadang dalam masa ini dengan akal sehat zaman ini maka itu sangat berlebihan. Membayangkan berapa ribu nyawa dengan mudahnya dilenyapkan karena klehormatan. “Berat” ketika q merasakan perasaan Heiko kepda Genji dan harus pergi dengan suatu misteri yang dia sendiri tidak tahu alasannya meski kita sebagai pembaca tahiu. Berat ketika 1 kampung beserta keluarta Heiko dibunuh hanya untuk melindungi kepentingan Genji. Dan itu semua karena nilai-nilai yang tidak masuk akal.
Ya…tapi itu adalah nilai-nilai di zamannya. Dan q mencoba mengerti dan memasuki masa itu. Dan anehnya q tidak memposisikan diri sebagai heiko tapi sebagai Genji. Q hadir disana memperhatikan mereka dan merasa sebagai bagian dari klan Okumichi, bagian dari Akaoka. Q merasakan keindahan Edo dan Kastel Awan Burung Gereja dan menambah ketertarika q akan Jepang.(yaah..selama ini sudah tertarik sihhh,doakan q bisa kesana ya…)
Apa yang paling q suka dari buku ini adalah q kagum akan keahlian mereka dalam memadukan seni dan kekerasan (walaupun itu biasa bagi mereka di zaman itu). Absolutely q kagum. Syair dan puisi yang walaupun mengenai perang dan kekerasan menjadi artistik dan indah. Tambahan lagi makna kenapa kastel tersebut diberi nama Awan Burung Gereja sungguh-sungguh indah J.
“Setiap pertempuran tidak selalu dimenangkan dengan maju.
Mundur bukan selalu berarti kekalahan. Maju adalah strategi.
Mundur juga strategi. Mundur harus teratur. Tetapi tak selalu
harus terlihat teratur. Mundur adalah strategi. Penampilan
saat mundur juga strategi.”(Suzumu No-Kumo 1600)
“Hikayat mengatakan, kebahagiaan dan duka pada dasarnya
adalah satu. Apakah karena ketika mengetahui apa itu bahagia,
kita juga jadi tahu apa itu duka?”(Suzume no-Kumo 1861)
saat bicara dan kapan saatnya diam adalah kearifan seperti
yang diceritakan hikayat
Pengetahuan dapat menghambat. Ketidaktahuan justru dapat
membebaskan. Tahu kapan saatnya untuk tahu dan kapan saatnya
untuk tidak tahu adalah kearifanpara nabi dan kaum bijak.
Tak terganggu oleh kata-kata, kediaman, pengetahuan, atau
ketidaktahuan sebilah pedang tajam menebas tajam. Ini adalah
kearifan seorang prajurit.
. Suzume no-Kumo 1434
Apa yang bisa q katakan tentang buku ini. Karena ketika q membacanya, ada perasaan “berat” yang muncul. Dan setelah selesai, q tau “ berat” itu muncul adalah berat dari nilai-nilai yang mereka pegang yang kadang dalam masa ini dengan akal sehat zaman ini maka itu sangat berlebihan. Membayangkan berapa ribu nyawa dengan mudahnya dilenyapkan karena klehormatan. “Berat” ketika q merasakan perasaan Heiko kepda Genji dan harus pergi dengan suatu misteri yang dia sendiri tidak tahu alasannya meski kita sebagai pembaca tahiu. Berat ketika 1 kampung beserta keluarta Heiko dibunuh hanya untuk melindungi kepentingan Genji. Dan itu semua karena nilai-nilai yang tidak masuk akal.
Ya…tapi itu adalah nilai-nilai di zamannya. Dan q mencoba mengerti dan memasuki masa itu. Dan anehnya q tidak memposisikan diri sebagai heiko tapi sebagai Genji. Q hadir disana memperhatikan mereka dan merasa sebagai bagian dari klan Okumichi, bagian dari Akaoka. Q merasakan keindahan Edo dan Kastel Awan Burung Gereja dan menambah ketertarika q akan Jepang.(yaah..selama ini sudah tertarik sihhh,doakan q bisa kesana ya…)
Apa yang paling q suka dari buku ini adalah q kagum akan keahlian mereka dalam memadukan seni dan kekerasan (walaupun itu biasa bagi mereka di zaman itu). Absolutely q kagum. Syair dan puisi yang walaupun mengenai perang dan kekerasan menjadi artistik dan indah. Tambahan lagi makna kenapa kastel tersebut diberi nama Awan Burung Gereja sungguh-sungguh indah J.
“Setiap pertempuran tidak selalu dimenangkan dengan maju.
Mundur bukan selalu berarti kekalahan. Maju adalah strategi.
Mundur juga strategi. Mundur harus teratur. Tetapi tak selalu
harus terlihat teratur. Mundur adalah strategi. Penampilan
saat mundur juga strategi.”(Suzumu No-Kumo 1600)
“Hikayat mengatakan, kebahagiaan dan duka pada dasarnya
adalah satu. Apakah karena ketika mengetahui apa itu bahagia,
kita juga jadi tahu apa itu duka?”(Suzume no-Kumo 1861)
0 komentar:
Posting Komentar